LINTASSOLORAYANEWS.COM / KLATEN – Rumah Daulat Buku (Rudalku) menggelar kegiatan Sambungsanak dengan para eks Narapidana Teroris (Napiter) Klaten yang tergabung dalam Paguyuban Duta Rahma di aula Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Klaten pada Sabtu (9/11/2024) pagi.
Kegiatan sambungsanak dengan literasi menuju Indonesia cerdas dan damai ini mengusung tema “Melindungi masyarakat dari paham radikalisme dan intoleransi” ini menghadirkan narasumber Pimpinan Rudalku, Soffa Ihsan dan Dosen Politik Demokrasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ahmad Anfasul Marom.
Inisiator Rudalku, Soffa Ihsan menyampaikan, Indonesia menghadapi masalah rendahnya tingkat literasi.
Salah satu indikator adalah rendahnya minat baca masyarakat. Demikian juga dengan proses belajar apapun itu, termasuk pengetahuan agama secara instan yang saat ini jamak dilakukan oleh sebagian masyarakat melalui dunia maya atau internet, yang turut menyumbang krisis literasi diantara generasi bangsa.
“Tradisi membaca buku berkurang drastis sehingga Indonesia tergolong negara yang rendah dalam membaca buku. Maka kemudian, Indonesia mencanangkan gerakan Indonesia Membaca,” katanya.
Soffa Ihsan menyatakan, sejalan dengan hal tersebut, kegiatan membaca ternyata sangat terkait dengan fluktuasi radikalisme dan terorisme. Ada tesis yang selama ini diteguhkan bahwa seseorang bisa terpengaruh oleh radikalisme dan terorisme disebabkan faktor kurang membaca.
Sebaliknya, banyak membaca akan menjadikan seseorang semakin terbuka wawasan dan pengetahuannya sehingga menjadi kritis dan tidak mudah terhipnotis oleh pemikiran yang radikal serta mampu menjadi duta anti narkoba
Demi mewujudkan gerakan literasi, maka partisipasi mantan Napiter sangat signifikan. Mereka perlu diberdayakan di semua lini. Salah satunya adalah dengan mengajak mereka untuk mendirikan rumah baca.
“Inilah salah satu cara yang bisa dilakukan dalam mencegah dan menangkal paham radikal (Preventing Violence Extremism atau PVE). Demikian juga maraknya penggunaan narkoba di masyarakat, harus pula menjadikan penanganan serius dengan melibatkan eks Napiter untuk menjadi duta dalam penyadaran terhadap bahaya narkoba. Sebagaimana diketahui bahwa terorisme dan narkoba adalah dua kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang penanggulangannya harus melibatkan banyak pihak atau biasa disebut penganggulangan secara semesta,” terangnya.
Oleh karena itu, lanjut Soffa Ihsan, mereka membentuk Rumah Daulat Buku yang langsung diampu oleh mantan Napiter. Rumah baca ini menjadi ruang sosial baru bagi mereka untuk berkiprah dalam masyarakat sekitar dimana mereka tinggal. Mereka diharapkan menjadi agen perubahan bagi masyarakat melalui upaya literasi membangun pikiran kritis sehingga masyarakat tidak mudah terjerembab dalam belitan radikalisme, terorisme dan narkoba.
“Peran rumah baca bagi eks Napiter ini akan lebih tepat guna dan tepat sasaran bagi upaya pencegahan yang saat ini terus digencarkan dalam rangka penanggulangan terorisme dan bahaya narkoba di negeri tercinta ini,” ujarnya.
Inisiator Rudalku, Soffa Ihsan saat menyampaikan materi pada kegiatan Sambungsanak dengan para eks Narapidana Teroris Klaten yang tergabung dalam Paguyuban Duta Rahma di aula Kantor Badan Kabupaten Klaten pada Sabtu (9/11/2024) pagi.
Aktifis kemanusiaan asal Kabupaten Blora itu mengatakan, sebagai langkah lanjut dari pendirian Rumah Daulat Buku ini, maka mereka berkeinginan untuk mengadakan kegiatan pembekalan literasi untuk menyatukan visi dan misi serta memberikan pengetahuan dan wawasan tentang perpustakaan berikut materi lainnya yang menyangkut wawasan keagamaan dan kebangsaan.
“Sehingga dengan pembekalan ini, para eks Napiter dapat menjalankan taman bacanya sesuai dengan yang diharapkan,” ungkapnya.
Soffa menjelaskan, pembekalan yang diadakan di Klaten ini, mengundang para mantan Napiter di wilayah Klaten yang berjumlah 20 orang. Mereka dikumpulkan dan diberikan materi pembekalan.
Pembekalan ini meliputi dua hal, yaitu secara mental dengan silaturahmi, penyatuan visi-misi, penguatan semangat dan kristalisasi tekad bersama untuk mensukseskan program rumah baca tersebut. Kemudian secara teknis diberikan pembekalan terkait pengetahuan dan wawasan tentang pendirian rumah baca, dunia buku dan perpustakaan, reintegrasi sosial, wawasan kebangsaan, konsep deradikalisasi, pencegahan dari radikalisme dan terorisme.
“Pada intinya, dari pembekalan tersebut mendesakkan kepada para eks Napiter di Klaten ini untuk menjadi duta literasi dan duta anti narkoba melalui rumah mereka masing-masing dengan mendirikan taman baca yang bisa menjadi juga tempat pemberdayaan dan penyuluhan minat baca terhadap warga sekitar rumah mereka,” harapnya.
Sementara itu Koordinator Paguyuban Duta Rahma, Sumarno menyambut baik kegiatan sambungsanak ini.
“Selama ini, jihad itu dimaknai oleh teman-teman itu sebagai perang. Padahal jihad itu bermacam-macam. Salah satunya jihad literasi ini, yaitu dengan banyak membaca,” katanya.
Sumarno menyatakan, apa yang dilakukan Rudalku ini sangat bermanfaat bagi mereka.
“Teman-teman ini kan sering mengisi jumatan, kajian-kajian, dan sebagainya. Nah, literasi ini untuk memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa jihad itu tidak seperti yang pernah kami lakukan dulu. Pemahamannya tidak seperti itu,” ucapnya.
Pada kegiatan sambungsanak ini juga diadakan Deklarasi Jihad Literasi.
Untuk diketahui, Program Rumah Daulat Buku ini berada di bawah payung Lembaga Daulat Bangsa (LDB). Lembaga Daulat Bangsa memiliki visi untuk sosialisasi pembangkitan kembali pada semangat kemandirian dan kedaulatan bangsa. Lembaga ini didirikan di Jakarta pada 13 Mei 2011.
Selama ini, Lembaga Daulat Bangsa banyak terlibat dalam kegiatan pencegahan dan deradikalisasi, juga sudah banyak menerbitkan buku-buku kontra narasi terhadap radikalisme dan terorisme melalui penerbitan Daulat Press.
(Ist/red)