Syamsuddin Asyrofi  : “Merajut Kebhinekaan Pererat Persatuan Untuk  Merawat Kerukunan”

 SOSIAL & POLITIK

LINTASSOLORAYANEWS.COM / KLATEN – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama  ( FKUB  ) Kabupaten Klaten KH Syamsuddin Asyrofi mengatakan bahwa persatuan dan kebhinekaan adalah dua konsep yang saling berkaitan yang merujuk pada ide penting dalam konteks kehidupan masyarakat yang beragam.

Hal itu disampaikan Syamsuddin Asyrofi saat memberikan pembinaan pada Paguyuban Kerukunan Umat Beragama  ( PKUB  ) Desa  Plawikan Kecamatan Jogonalan  Kabupaten Klaten  Kamis  ( 12/12/2024 ).

Menurut Syamsuddin , persatuan merujuk pada keadaan atau kondisi di mana individu atau kelompok yang berbeda-beda secara suku, agama, ras, budaya, atau latar belakang lainnya bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

“Dalam persatuan, perpecahan dan konflik sering menjadi tantangan, namun persatuan akan terus diperjuangkan, karena  persatuan melibatkan penggabungan kepentingan, upaya bersama, dan solidaritas antara individu atau kelompok yang berbeda latar belakang.” katanya.

Kebhinekaan menurut Syamsuddin merujuk pada keberagaman yang ada dalam suatu masyarakat, baik dalam hal suku, agama, ras, budaya, bahasa, adat istiadat, atau faktor identitas lainnya.

“Kebhinekaan mengakui bahwa setiap individu atau kelompok memiliki perbedaan, keunikan dan kekhasan dalam pandangan mereka, karena kebhinekaan atau perbedaan bukan merupakan suatu hal yang kontra, bagi kelompok ikatan persatuan yang saling menghargai dan toleran” katanya.

Dengan kebhinekaan itu kata Syamsuddin dianggap sebagai suatu keunikan dari setiap individu yang beragam di dalam suatu ikatan persatuan.

“Menjaga persatuan di tengah kebhinekaan adalah tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat di seluruh dunia, dan bahkan di tempat kita sendiri” ujarnya.

Dalam era globalisasi ini dikatakan komunitas manusia dimanapun  , dan  semakin terlihat keberagamannya dari segi budaya, agama, ras, bahasa, dan latar belakang lainnya, meskipun kebhinekaan ini merupakan keunikan dan kekhasan yang patut disyukuri keberadaannya, namun juga menjadi sumber utama potensi konflik dan perpecahan di era global jika tidak dikelolah dengan baik.

“Kunci utama dalam menjaga persatuan di tengah kebhinekaan adalah toleransi yang harus ditanamkan sejak dini kepada komunitas manusia dimanapun berada, karena dunia ini sangat luas dan komunitas manusia, serta keberagaman budayanya terus bertambah, maka dari itu, penting bagi generasi muda untuk mengembangkan sikap toleran kepada setiap perbedaan dan kebhinekaan di Indonesia, dan bahkan sampai ke luar negeri.” katanya.

Kunci yang  lainnya  kata Syamsuddin  adalah komunikasi yang efektif. Hal ini juga menjadi elemen krusial dalam menjaga persatuan.

“Melalui komunikasi yang terbuka dan tidak menjerumuskan, masyarakat dapat memahami pandangan, kebutuhan, dan aspirasi satu sama lain.” pungkasnya.

Sarasehan  tokoh lintas agama yang tergabung di PKUB Desa Plawikan Jogonalan  untuk membangun dan saling mendengarkan akan membantu mengatasi mispersepsi dan membangun pemahaman bersama yang jauh dari kesalahpahaman yang memicu perpecahan dan konflik.

“Untuk itu, pendidikan cukup berperan penting dalam menjaga persatuan di tengah kebhinekaan. Melalui pendidikan sikap toleransi dapat ditanamkan kepada generasi-generasi muda untuk mendorong nilai-nilai kesetaraan, toleransi, dan inklusivitas” kata Kades Plawikan H.Sutiman.

Menurut  Sutiman  masyarakat harus diajarkan tentang pentingnya menghormati dan memahami perbedaan budaya, agama, dan latar belakang lainnya.

“Dengan pemahaman yang baik tentang kebhinekaan dan toleransi, generasi muda akan menjadi agen perubahan yang nmembangun komunitas masyarakat yang lebih harmonis” ujarnya. (Moch.Isnaeni)

Author: 

Related Posts

Leave a Reply