Munas Berakhir, Soetarto Alimoesa Kembali Pimpin Perpadi 2025 – 2030

 EKONOMI & BISNIS

LINTASSOLORAYANEWS.COM / SURAKARTA – Musyawarah Nasional  Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Munas Perpadi) di Solo hari ini berakhir.

Soetarto Alimoeso, terpilih kembali sebagai Ketua Umum Perkumpulan Penggiling Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) Periode tahun 2025-2030, dalam Munas PERPADI 2025, yang digelar di Solo sejak Selasa hingga Kamis (14-16/1-2025) tersebut.

Jabatan itu bagi Soetarto Ali Moesa merupakan yang ke 3 kali diemban oleh mantan Kabulog itu. Jabatan pertama sebagai Ketum PERPADI periode tahun 2015-2020 dan kedua 2020-2025.

 
 

Dalam sambutannya Soetarto Alimoeso, mengatakan Rabu (15-1-2025) malam PERPADI melaksanakan Musyawarah nasional, sidang pleno yang dihadiri oleh pengurus DPD dan DPC PERPADI.

 
 

“Tidak terduga ternyata musyawarah nasional tadi malam tetap meminta saya untuk sebagai Ketua umum PERPADI selama Periode 2025-2030. Mohon doanya pak Wamen dan juga mohon doanya kepada seluruh teman-teman dari seluruh Indonesia. Hanya dengan kesamaan, kegotongroyongan kita mampu melaksanakan organisasi, menjalankan Organisasi ini dengan baik.Tanpa kebersamaan baik kebersamaan diantara kita kebersamaan dengan petani sebagai produsen gabah, tanpa kebersamaan dengan pemerintahan dsn tanpa kebersamaan dengan seluruh stakeholder tidak akan pernah kita berhasil,” ujarnya.

 
 

“Maka dari itu pak Wamen kemarin diskusinya mulai dari arahan dari bapak Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, hadir bersama kami disini. Kemudian dilanjutkan arahan dan pembukaan oleh bapak Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. Diskusi berikutnya berkaitan dengan revitalisasi penggilingan padi. Disana hadir Ketua BKKN/ DPR-RI yang sekaligus anggota komisi VI DPR-RI bapak DR Herman Chaeron. Kemudian juga dihadiri Wakil Ketua komisi IV. Demikian juga disana dalam diskusi dihadiri oleh Direktur PLN. Dihadiri pula sebagai narasumber dari Kementerian Pertanian dan juga dari Bank BRI,” tuturnya.

 
 

Selanjutnya tambah Soetarto Alimoeso dengan berbagai narasumber juga membahas khususnya dengan Bulog bagaimana menuju kepada swasembada beras. “Yang akan datang bagaimana peran kita sebagai pengusaha penggilingan padi khususnya dan pengusaha beras untuk mensukseskan swasembada pangan khususnya beras ini,” paparnya.

 
 

Semua tujuan itu kata Soetarto Alimoeso lagi bisa berjalan, bisa terlaksana atas kerja keras pengurus DPP PERPADI Periode 2020-2025. “Teman-teman dari peserta pameran yang sekaligus sebagai sponsor. Teman-teman dari DPD seluruh Indonesia, teman-teman dari DPC seluruh Indonesia serta para anggota PERPADI yang kami cintai dan kami banggakan. Kita sudah bisa melaksanakan selama 3 hari ini tanpa halangan suatu apapun,” ujar dia

 
 

Dalam kesempatan itu Ketum PERPADI juga menitipkan catatan penting yang ditiupkan kepada Wakil Menteri Koperasi. Pertama kalau ingin mensukseskan Swasembada pangan tidak bisa berbicara sepotong-sepotong, harus dalam 1 ekosistem yang berisi hulu-hilir. “Hulunya tentunya berkaitan dengan produksi dan produktifitas haus kita tingkatkan dia tingkat petani. “Hilirnya harus kita tingkatkan penggilingan padi sebagai pengolah gabah,” ujarnya.

 
 

Selanjutnya hilir, pasar. Salah satunya adalah Bulog sebagai penyangga pangan nasional. “Harus bekerjasama secara sinergai, ekosistem seperti ini, “Alhamdulillah kemarin sudah kita bicarakan secara detil dan ini nanti akan diikuti pleh banyak pihak baik dari DPR-RI maupun dari bapak Menko dan nanti harapan kita bapak Wamen Koperasi,” tutur dia.

 
 

Dalam rangka revitalisasi anggota PERPADI persoalan yang dihadapi adalah bagaimana kemudahan dan kemurahan kredit supaya bisa diakses oleh anggota-anggota PERPADI. “, Kami menitipkan pak Wamen karena mereka perlu dryer (pengiring), memperbaiki alat mesinnya supaya menghasilkan yang terbaik efisien kemudian juga bisa hemat inilah harapan kita. Di kementerian koperasi tentunya ada anggaran-anggaran yang bisa dipinjamkan kepada anggota,, inilah harapan kita,” ujar dia.

 
 

Wamen Koperasi Tutup Munas PERPADI

 
 

Sementara itu Wamen Koperasi Feri Joko Yuliantoro, mengatakan mulai 2025 Indonesia tidak akan impor beras lagi. Namun konsekuensi adalah Indonesia harus secara cepat dan aktif untuk memobilisasi pengadaan gabah dan beras didalam negeri.

 
 

Untuk itu dia mengharapkan apa yang dibutuhkan untuk setelah distopnya impor beras. “Saya tadi sudah sempat diskusi dengan pak Soetarto (Ketum PERPADI) salah satu yang akan dilakukan oleh kementerian koperasi kita akan merevitalisasi KUD-KUD yang ada di daerah dan kita akan lengkapi dengan alat bantu dryer (pengering) yang harus diperbanyak di seluruh Indonesia dalam rangka untuk bisa meningkatkan kualitas hasil gabah dari petani dan membantu Bulog untuk bisa menerima kualitas yang sesuai dengan kriteria Bulog. “Kadar airnya kalau ga salah minimal harus 14%, kemudian butir patahnya 25,,%, kemudian menir 2,%. Tadi kita diskusi Insya Allah pak Sutarto kita akan lakukan pembiayaan untuk membantu teman-teman PERPADI. Insya Allah nanti teman-teman bisa membentuk koperasi atau bisa dengan teman-teman KUD kita akan lengkapi di hilirnya, dryer-dryer yang harus diperbanyak untuk bisa membantu temen-temen PERPADI mendapatkan hasil yang lebih baik dan kita bisa jual ke Bulog dengan harga yang lebih baik lagi,”ujarnya.

 
 

Ditambahkan Presiden Prabowo Subianto dalam Swasembada pangan ingin membuat Bulog berperan kembali seperti dulu lagi. “Tanggung jawab Bulog sekarang Insya Allah akan langsung dipimpin oleh presiden dan Bulog diberikan kewajiban untuk menyerap seluruh gabah dan beras dari dalam negeri. Tapi dihulu kemarin akhirnya mendapatkan 1 kesepahaman bahwa sekarang skema penyaluran pupuk Itu juga sekarang Insya Allah dirubah sekarang skema penyaluran pupuknya dari pabrikan langsung ke Gapoktan yang berbadan usaha koperasi. Monggo temen-temen PERPADI yang kebetulan di sana Gapoktannya perlu bareng dengan temen-temen anggota PERPADI silahkan untuk badan usaha koperasi di daerahnya dan kita akan mulai di saat sekarang untuk 6000 koperasi-koperasi di desa yang akan menyalurkan pupuk. Kemarin skema penyaluran pupuknya agak muter-muter jadi nggak nyampek-nyampek karena terlalu banyak mata rantai sehingga pupuk petani tidak mendapatkan pupuk tepat waktu tepat jumlah tepat sasaran dan kemudian salah satunya akhirnya kualitas dan terjadi penurunan produksi. Insya Allah dengan skema yang baru ini pupuk akan terdistribusi langsung kepada user,” tuturnya. (Ist/red)

Author: 

Related Posts

Leave a Reply