Workshop Nasional Urgensi Penelitian  Untuk Tingkatkan Kompetensi Bagi  Guru dan Dosen, Kerjasama Unwidha Klaten dengan UNW Mataram

 PENDIDIKAN DAN IPTEK


LINTASSOLORAYANEWS.COM / MATARAM – Dalam rangka pelaksanaan hibah PTM Dikti (hibah Penelitian Tesis Magister) Universitas  Widya Dharma ( Unwidha ) Klaten dan Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) Mataram pada tanggal 7-8 Agustus 2024 menggelar workshop nasional terkait penelitian pendidikan di kampus UNW Mataram secara luring dan daring.

Tampil sebagai narasumber 3 guru besar dari 3 Universitas yakni Prof. Dr. Mahsun, MS dari Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat  ( NTB ),
Prof. Dr. Agil Al Idrus dari Universitas Nahdlatul Wathan ( UNW )  Mataram, NTB dan Prof. Dr. Esti Ismawati, MPd dari Universitas Widya Dharma ( Unwidha  ) Klaten.

Workshop diikuti para guru dan dosen dari berbagai universitas di Indonesia seperti Universitas Tadulako, UPI, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Surakarta,  UBP Karawang, dst.

Kegiatan workshop nasional  ini mendapat  respon yang cukup banyak, tidak kurang dari  40 peserta dari berbagai  perguruan tinggi menyajikan kertas kerja berupa draft proposal penelitian pendidikan dan 170 an lainnya terdaftar sebagai peserta.

Perlu diketahui bahwa penerima hibah PTM Dikti adalah Zainal Muttaqin, mahasiswa Pascasarjana Unwidha  Klaten yang berasal dari Mataram yang  melakukan penelitian  di Madrasah Stanawiyah Assyafi’iyah Lombok Utara Mataram NTB.

Sehari sebelum pelaksanaan workshop nasional tersebut telah dilakukan peninjauan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Esti Ismawati M.Pd dari Unwidha Klaten  secara langsung ke sekolah yang dijadikan sebagai obyek penelitian yakni di Madrasah Tsanawiyah Assyafi’iyah di Lombok Utara Mataram NTB.  

Prof Esti Ismawati, M.Pd kepada sejumlah awak media mengatakan  bahwa  peningkatan kemampuan guru merupakan cara untuk meningkatkan standar kompetensi guru sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

“Peningkatan kompetensi harus dilakukan secara terus menerus agar para guru dan dosen ada pembaharuan.” katanya. 

Dikatakan  bahwa alasan mengapa guru harus meningkatkan kompetensinya, di antaranya adalah  bahwa guru merupakan salah satu profesi yang harus dikerjakan secara profesionalitas.

“Prinsip profesionalitas ini akan mendukung ilmu pengetahuan yang berkualitas. Untuk mewujudkan profesionalitas guru maka perlu belajar seumur hidup.” katanya.

Dijekaskan juga alasan lainnnya adalah perkembangan teknologi, sosial, dan budaya menuntut guru harus belajar ilmu baru dan merespon segala perubahan akibat adanya teknologi digital, dan oleh karenanya Guru juga harus beradaptasi dengan penggunaan teknologi.

Yang tidak kakah penting  untuk  diketahui  adalah  bahwa karakter peserta didik, dari generasi ke genarasi karakter peserta didik mengalami perubahan, baik secara sosial maupun mental.

“Sehingga, guru harus memahami karakter peserta didik dengan baik sesuai dengan generasinya dan tidak memaksakan karakter siswa mengikuti karakter dimasannya karena memang  itu sangat berbeda” katanya.. 

Alasan tersebut kata Esti menjadi penting mengapa guru harus meningkatkan kompetensinya agar dapat mengikuti apa yang dibutuhkan siswa.

“Untuk meningkatkan kompetensi guru maka guru dapat melakukan beberapa upaya, misal Workshop nasional seoerti disebutkan di atas.

Bisa juga mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG). UGK ini akan terpetakan kompetensinya berdasarkan sepuluh kelompok kompetensi sesuai dengan mata pelajaran atau paket kompetensi yang diampu oleh guru yang bersangkutan.

“Sepuluh kelompok kompetesi dimaksud adalah penjabaran dari Standar Kompetesi Guru (SKG) yang kemudian diturunkan menjadi Indikator Pencapaian Kompetesi (IPK).” pungkasnya. 

Sebagaimana diketahui  bahwa  IPK pada satu mata pelajaran atau paket keahlian dibagi menjadi sepuluh kelompok kompetensi. IPK pada sepuluh kelompok kompetensi ini dituangkan menjadi soal-soal uji kompetesi guru yang digunakan sebagai alat uji atau alat check up kompetensi guru. Disisi lain sepuluh kelompok kompetensi juga dijabarkan dalam bentuk sepuluh modul guru pembelajar. Modul-modul inilah yang digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensi guru.

Selain wirkshop untuk meningkatkan  kompetensi  guru bisa juga dilakukan  dengan  penelitian tindakan kelas (PTK) juga dapat menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh.

Oleh karena itu jika penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara sadar dan sistematik yang dilakukan di kelas, maka hal tersebut dapat meningkatkan kompetensi seorang guru dalam mengajar.  (Moch.Isnaeni)

Author: 

Related Posts

Leave a Reply