LINTASSOLORAYANEWS.COM / KLATEN – Menyongsong era Indonesia Emas, perlu dipersiapkan asupan gizi, kesehatan dan lingkungan kehidupan yang baik bagi para ibu ibu hamil yang akan melahirkan generasi emas.
Demikian rangkuman dari Focus Grup Discusion bertema “Membangun Gaya Hidup Sehat Untuk Generasi Emas” bersama anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Daerah Pemilihan Jateng VII, Hj. Kadarwati, SH.MH, hari Kamis (6/6/2024) bertempat di gedung pertemuan desa Sabrang Lor kecamatan Trucuk kabupaten Klaten.
Kegiatan Focus Grup Discusion (FGD) ini menghadirkan Kepala Puskesmas Trucuk 1 dan Kepala Puskesmas Trucuk 2 sebagai narasumber, Camat Trucuk, Marjono, seluruh Kepala Desa se kecamatan Trucuk yang menyertakan kader kesehatan dari masing masing desa.
Dalam sambutannya Hj. Kadarwati, SH.MH menyampaikan untuk mempersiapkan generasi emas di masa mendatang, sejak saat ini perlu dilakukan upaya upaya perbaikan asupan gizi yang baik untuk ibu ibu hamil. Disamping untuk kesehatan ibu, juga untuk mencegah Stunting bayi yang dikandung.
Selanjutnya dijelaskan oleh Kadarwati, dengan kesehatan dan gizi yang terjamin diharapkan usia harapan hidup bangsa Indonesia ke depan akan lebih panjang.
” Saat ini usia harapan hidup di negara kita baru mencapai angka 73 tahun, dengan upaya perbaikan asupan gizi sejak dalam kandungan yang disertai dengan pola hidup sehat dalam sebuah keluarga maka usia harapan hidup bangsa kita bisa lebih panjang. Tahun ini usia kemerdekaan negara kita 79 tahun, maka kita juga berharap usia harapan hidup kita juga 79 tahun…” tutur Kadarwati.
Terkait dengan upaya penyiapan lingkungan hidup yang sehat, menurut Kadarwati kita perlu menjaga kebersihan lingkungan hidup di sekitar kita. Lingkungan hidup yang tidak bersih berpotensi merebaknya wabah deman berdarah dengue (DBD) sebagaimana yang terjadi di beberapa wilayah akhir akhir ini.
” Sebagai upaya mencegah wabah DBD merebak di dalam masyarakat, kita perlu laksanakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara masif. Fogging atau pengasapan yang dilakukan hanya akan mematikan nyamuk yang sudah dewasa. Sementara jentik jentik nyamuk masih bisa hidup dan berkembang di dalam wadah tampungan air. Maka dari itu perlu gerakan PSN dengan melakukan 3M yaitu menguras, menutup dan mengubur. Menguras bak mandi secara rutin setiap tiga hari. Menutup wadah atau tampungan air dan mengubur barang barang yang berpotensi menjadi tampungan air.” jelas Kadarwati.
Hal senada juga diungkapkan Camat Trucuk, Marjono. Dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang masif di dalam masyarakat niscaya akan mengurangi pertumbuhan jentik nyamuk sehingga wabah DBD tidak begitu signifikan perkembangannya.
” Kita galakkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di dalam masyarakat untuk mengurangi kuantitas dan kualitas wabah DBD. Untuk mencegah wabah DBD merebak di masyarakat, tidak harus dengan fogging. Fogging hanya mematikan nyamuk dewasa. Yang penting warga masyarakat harus selalu menjaga kebersihan lingkungan, menguras bak mandi secara rutin, menutup wadah atau tampungan air dan mengubur barang barang yang berpotensi menjadi tampungan air..” tegas Marjono. (Jon’s)